MEMANG SAYA HARUS OPERASI BYPASS YA, DOK?
Artikel Memang saya harus operasi BYPASS ya, Dok?

MEMANG SAYA HARUS OPERASI BYPASS YA, DOK?
dr. Henry A. P. Pakpahan, M.Th, SpJP, FIHA, FasCC
RSU HKBP Balige
Baca Lainnya :
- APAKAH MINUM OBAT JANTUNG HARUS SEUMUR HIDUP?0
- Inhouse Training Diagnosis dan Tatalaksana Infark Miocard Akut dengan Elevasi Segment ST (STEMI)0
- Jadwal Dokter Spesialis RSU HKBP Balige0
- Turut Berduka Cita Atas meninggalnya Bapak Sekretaris Pengurus Yayasan Kesehatan HKBP0
- Peresmian Gedung HAEMODIALISA RSU HKBP Balige0
PENDAHULUAN
Penyempitan koroner adalah bagian dari penyakit jantung dan pembuluh darah (penyakit kardiovaskular). Penyakit ini lebih umum dikenal sebagai Penyakit Jantung Koroner (PJK). Di seluruh dunia, penyakit ini merupakan penyebab kematian paling besar. Angka kematian tertinggi disebabkan oleh manifestasi akut yang kita kenal sebagai serangan jantung (acute myocardial infarction). Sebagian besar PJK akan menunjukkan manifestasi kronis, dengan atau tanpa gangguan fungsi jantung. Karena angka kematian yang tinggi itulah, PJK perlu ditangani dengan baik. Pada penyempitan yang berat, terutama yang melibatkan banyak arteri koroner, perbaikan aliran darah harus selalu dipertimbangkan. Namun tidak boleh lupa, pola hidup sehat dan kepatuhan minum obat harus selalu mendahului semua prosedur medis yang dijalani.
ANATOMI ARTERI KORONER
Dalam kondisi normal, jantung mendapat aliran darah dari dua arteri (pembuluh) koroner utama, yaitu arteri koroner kanan (RCA: right coronary artery) dan arteri koroner kiri (LCA: left coronary artery). Setiap koroner memiliki cabang-cabang lebih lanjut. LCA berjalan sebagai pembuluh tunggal cukup pendek (LM: left main) lalu terbagi menjadi dua cabang besar, yaitu koroner kiri depan (LAD: left anterior descending) dan koroner kiri belakang (LCX: left circumflex). Dengan demikian, pembuluh-pembuluh dominan yang berperan penting memberi aliran darah ke jantung adalah LM, LAD, LCX, dan RCA.
Setiap kali pasien tertentu menjalani prosedur kateterisasi jantung, arteri-arteri ini harus divisualisasi untuk mendapatkan gambaran jelas tentang anatomi koroner. Pada individu dengan PJK, sumbatan mungkin hanya terjadi pada 1 koroner (CAD 1VD: Coronary Artery Disease 1 Vessel Disease), namun mungkin juga 2 koroner (CAD 2VD), 3 koroner (CAD 3VD), bahkan seluruh segmen, termasuk kiri utama (CAD LM + 3VD). Kateterisasi koroner juga memberikan informasi penting tentang persentase sumbatan, ukuran koroner, derajat pengapuran, berkelok-kelok atau tidak, cabang-cabangnya besar atau kecil, termasuk kolateral (cabang yang membantu suplai aliran darah). Semua informasi penting inilah yang diperhitungkan untuk menilai strategi tindakan, apakah pemasangan ring saja atau operasi jantung (bypass).
MENGAPA PERLU OPERASI BYPASS
Strategi untuk memperbaiki aliran darah jantung (disebut sebagai revaskularisasi) perlu dibicarakan dengan seksama. Beberapa hal penting yang harus dipertimbangkan selain berat-ringannya sumbatan koroner adalah ada tidaknya penyakit penyerta (komorbid), pilihan pasien (personal’s preference), dan persepsi individu terhadap risiko operasi (individual’s percepsion of risk). Dokter akan menjelaskan semua kondisi medis yang ada dan pilihan medis yang lebih baik, namun pertimbangan pasien juga sangat penting. Sangat wajar bila orang takut dioperasi, apapun alasannya. Kadang diperlukan penjelasan berulang sebelum pasien akhirnya bersedia, tetapi sebagian orang tetap tidak mau menjalani operasi. Itupun harus dihargai. Dokter tetap mempunyai alternatif.
Pada kasus dengan banyak sumbatan koroner, seperti CAD 3VD apalagi CAD LM + 3VD, operasi bypass selalu menjadi pilihan, seperti halnya pemasangan ring. Dalam situasi banyak sumbatan, prioritasnya adalah memperbaiki aliran di seluruh koroner yang tersumbat, disebut revaskularisasi komplit (complete revascularization). Tujuan ini penting diingat. Mengapa tidak diupayakan melakukan tindakan yang memperbaiki aliran di seluruh pembuluh darah sekaligus dalam 1 prosedur? Ya, inilah keunggulan operasi bypass. Kalau pasang ring, biaya bisa menjadi sangat mahal. Lagi pula, revaskularisasi komplit belum tentu bisa dicapai.
Akan tetapi seperti yang sudah dijelaskan di atas, masalahnya bukan hanya anatomi koroner, karena kita sedang berhadapan dengan individu yang utuh. Ada hal-hal lain yang tidak kalah penting, yaitu penyakit penyerta, pilihan pasien dan persepsi individu terhadap risiko operasi. Terdapat beberapa hal yang membuat pilihan operasi bypass lebih baik, namun beberapa kondisi membuat pilihan pasang ring lebih baik. Pada pasien-pasien dengan usia lebih lanjut, komorbid lebih banyak, anatomi koroner yang tidak kompleks, pengapuran pembuluh tidak berat, dan pompa jantung yang bagus, pilihan pemasangan ring tidak kalah baik dibandingkan dengan operasi bypass, tentu saja dengan konsekuensi biaya yang sangat mahal. Namun pada pasien-pasien yang lebih muda, komorbid tidak banyak, anatomi koroner kompleks/berat, pengapuran koroner berat, pompa jantung lemah, dan diabetes melitus (kencing manis), pilihan operasi bypass akan lebih baik. Diskusi dengan dokter akan memperjelas pilihan yang sebaiknya diambil.
OPERASI BYPASS SEBAGAI PILIHAN TERBAIK, BUKAN PILIHAN TERAKHIR
Bila pada akhirnya pilihan itu adalah operasi bypass, ingatlah bahwa itu adalah pilihan terbaik. Operasi bypas dilakukan bukan karena tidak ada jalan lain, melainkan itu adalah strategi terbaik untuk revaskularisasi komplit. Bukan tidak ada jalan lain, karena pasang ring selalu mungkin dengan semua kekurangannya. Hanya minum obat juga bisa dipilih, dengan komitmen-komitmen tertentu. Kalaupun belum bersedia operasi karena alasan takut, jalani dengan hati yang gembira. Jangan lupa kontrol teratur. Ingatlah, Tuhan Yesus mengasihi kita.